Viral, Bocah Tendang Nenek di Pati, Dinsos Pati : Psikologisnya Masih Labil

oleh -17 views
Tangkapan layar sebuah video yang merekam seorang bocah menendang dan memaki neneknya sendiri di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)
Tangkapan layar sebuah video yang merekam seorang bocah menendang dan memaki neneknya sendiri di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)

beritaplatk, Pati – Seorang bocah menendang dan memaki neneknya sendiri di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Peristiwa tersebut menjadi viral di media sosial, setelah sempat terekam di video.

Pihak Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pati pun langsung bergerak cepat, dan mengungkapkan bahwa kondisi psikologis bocah tersebut masih labil.

“Anak itu masih usia kelas 3 SD, dan berusia 10 tahun. Dia kondisi psikologisnya masih labil,” kata Muhtar selaku Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pati, Senin (1/11/2021).

Menurut Muhtar, kondisi yang dialami bocah tersebut, karena ketidakharmonisan dalam keluarga. Bocah tersebut hanya tinggal berdua bersama neneknya.

“Kejadian itu salah satu penyebab kondisi keluarga yang tidak utuh, tidak harmonis karena broken home dan sebagainya. Bapak ibunya pisah, sehingga perhatian kepada anak tersebut kurang,” ujarnya.

Muhtar mengatakan, bocah tersebut perlu adanya penanganan khusus, mengingat usianya yang masih jauh di bawah umur. Bocah itu juga akan diberikan pendampingan psikiater.

“Kami mohon maaf, agar pihak-pihak bisa menghormati kondisi anak ini, kita menangani bisa dengan baik. Kalau orang Jawa bilang itu, filosofinya, bisa kita ambil ikannya tapi airnya jangan sampai keruh. Sehingga anak bisa tumbuh dengan baik terjaga kondisi psikologinya,” pinta Muhtar.

Dikonfirmasi terpisah, Abdul Hakim, Dosen Psikologis Universitas Sebelas Maret (UNS), juga  mengingatkan bahwa bocah tersebut merupakan korban stigma terhadap anak dari orang tua yang bercerai. Sehingga bocah tersebut ternyata menjadi korban bullying di sekolahnya.

“Perceraian di Indonesia itu sangat tabu dan menjadi aib, sehingga pasangan maupun anak cenderung jadi korban stigma. Belum lagi kalau di sekolah di-bully,” kata Abdul Hakim, pada Selasa (2/11/2021).

Ia menggarisbawahi kondisi bocah tersebut yang tinggal hanya berdua dengan neneknya. Abdul menyebut sosok kakek maupun nenek biasanya memiliki sifat yang sangat permisif kepada cucunya.

Baca Juga:  Kabupaten Demak Berpeluang Masuk Jejaring Indonesia Creative City Network

“Kakek dan nenek itu cenderung mengalah dan memberikan apapun yang dimau cucu. Apalagi kalau cucunya korban perceraian, sehingga merasa kasihan. Itu mungkin si nenek maklum ketika ditendang cucunya, karena kasihan,” pungkasnya.(**)

 

Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *