Suluk Maleman: Corona Jadi Penanda Rapuhnya Manusia.

oleh -0 views

 Pati – Meski situasi genting di tengah mewabahnya virus corona, namun acara rutinan Suluk Maleman tetap dilaksanakan. Hanya, kondisinya berbeda, yakni dengan live streaming di media soaial.

Hal itu dilakukan lantaran dalam beberapa hari ke depan, memang pemerintah mengimbau agar masyarakat tidak mengumpulkan banyak massa. Bahkan kalau pun itu adalah acara yang sifatnya ilmiah ataupun kebudayaan.

Sesuai dengan realitas faktual, suluk maleman itu pun juga menyinggung tentang wabah virus corona. Anis Sholeh Baasyin, penggagas Suluk Maleman menyebutkan fenomena virus corona menjadi penanda bahwa betapa rapuhnya manusia di semesta ini. Bahkan saat menghadapi sesuatu yang teramat kecil pun seolah tak bisa berbuat apa-apa dan tidak berdaya.

“Sekarang ini peradaban sudah membuat manusia sibuk dengan berbagai macam hal. Sehingga membuat lupa jika manusia itu rapuh. Sudah saatnya kita merefleksikan diri. Terutama hubungan antarsesama manusia maupun manusia dengan alam. Sekarang ini kita diberi ruang untuk berdiam diri. Untuk belajar banyak hal,” ujarnya, Sabtu (21/3/2020) malam kemarin.

Lebih lanjut, munculnya virus corona itupun membuat mesin peradaban yang semula berputar sangat cepat diharuskan berhenti dalam waktu singkat. Seolah mobil berjalan kencang di jalan tol dan mendadak harus direm sesuatu cepat.

“Hal ini berdampak begitu besar. Tak hanya persoalan kesehatan tapi penurunan ekonomi yang luar biasa. Bahkan Negara adidaya seperti Cina dan Amerika turut merasakan dampaknya. Meskipun dunia kesehatan berkembang begitu rupa namun sekarang seolah tidak siap,” imbuhnya.

Bib Anis pun mengajak agar seharusnya sekarang ini dapat sama-sama menjaga diri dan hati. Dengan bersama-sama menjaga tentunya dapat ikut menjaga bangsa dan kemanusiaan.

“Anjuran diri untuk berdiam diri di rumah dua minggu hingga satu bulan ini tentu menjadi pilihan yang bijak. Setidaknya dapat melindungi diri sendiri maupun keluarga. Berfikirlah tidak hanya untuk diri kita sendiri tapi orang banyak,” tegansya.

Baca Juga:  Bertopi Sinterklas, Direktur RS Mardirahayu Bagikan Kado Natal Pada Pasien

Menjaga diri sendiri, tentunya dapat turut membantu tim medis yang saat ini telah menjadi garda terdepan serta meringankan pemerintah. Sebaliknya, seperti orang naik kendaraan kalau ugal-ugalan tentunya tak hanya mencelakakan diri sendiri tapi juga orang lain.

“Bayangkan saja jika setiap kabupaten ada 100 orang saja yang tertular. Apakah rumah sakit kita siap? Apakah dokter yang saat ini terbatas juga siap dengan jumlah itu. Maka dari itu kita harus membantu dengan menjaga diri,” imbuhnya.

Bib Anis pun mengajak agar bangsa ini kembali menegakkan kembali sikap gotong royong yang menjadi kebanggaan bangsa ini. Baginya momen sekarang ini justru menjadi tantangan untuk membuktikan semangat solidaritas.

Dia juga menjelaskan jika banyak tradisi leluhur yang mengingatkan untuk dapat selalu menjaga diri dari segala mara bahaya dan penyakit. Seperti menempatkan sumur di luar rumah yang akan digunakan untuk cuci kaki tangan dan berwudhu sebelum masuk ke rumah.

sumber murianews.com https://www.murianews.com/2020/03/22/184951/suluk-maleman-corona-jadi-penanda-rapuhnya-manusia.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *