Kudus – Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mendesak kepada pemerintah agar tidak melakukan impor gula. Pasalnya, pasokan gula hingga saat ini masih tercukupi.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), M Nur Khabsyin. Pria asal Kudus ini mengatakan, bahwa pemerintah tidak perlu melakukan impor karena stok masih cukup. Bahkan ada sisa stok akhir tahun.
Lebih rinci, Khabsyin mengatakan pada tahun 2019 stok gula ada sebanyak 1, 080 juta ton. Pada akhir tahun 2019 juga sudah ada impor GKP sebanyak 270 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan awal tahun 2020.
“Jadi stok awal tahun 2020 sebanyak 1,350 juta ton. Jadi untuk memenuhi kebutuhan bulan Januari-Mei 2020 stok cukup. Karena kebutuhan gula konsumsi per bulan rata rata 230 ribu ton secara nasional. Jadi 5 bulan kira-kira butuh 1,150 juta ton,” terangnya, Kamis (27/2/2020).
Tidak hanya itu, bahwa harga eceran gula Rp 14.000 – 15.000 /kg di pasar, menurutnya masig wajar. Karena kenaikannya cuma antara seribu hingga dua ribu rupiah.
“Jika dibandingkan dengan bawang putih atau daging yang kenaikannya saja bisa di atas 30.000/kg,” jelasnya.
Ia mengatakan, bahwa sudah menjadi kebiasaan menjelang musim panen/ giling tebu harga gula selalu dimainkan dengan tujuan supaya bisa impor. Bahwa musim giling akan dimulai pada bulan Maret /April untuk wilayah Sumatra dan untuk Jawa dimulai bulan Mei.
“Bulog pada musim giling tahun 2019 tidak membeli gula petani kok tiba-tiba sekarang minta jatah impor untuk stok dan operasi pasar?. Kemana Bulog saat petani membutuhkan untuk membeli gula dari petani. Karena pada saat awal sampai puncak musim giling 2019 gula tani hanya laku 10.000 – 10.500/kg,” tegasnya.
Ia juga menyayangkan rencana impor tersebut. Apalagi, usulan besaran impor yang fantastif, yang mencapai 200 ribu ton.
Sumber murianews.com https://www.murianews.com/2020/02/27/183379/stok-gula-diklaim-masih-cukup-aptri-desak-pemerintah-tak-impor.html