Kudus – Kasus tenggelamnya empat pelajar SMP di bekas galian C Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kudus, Rabu (22/1/2020) sore kemarin berbuntut panjang. Pihak keluarga tidak terima anaknya menjadi korban penambangan ilegal itu.
Keluarga salah satu korban menyatakan akan menempuh jalur hukum dengan menuntut pihak-pihak yang dianggap bertanggungjawab.
Gunadi (49) paman dari M Faruq yang menjadi salah satu korban mengatakan hal ini, Kamis (23/1/2020).
“Kami akan mencari keadilan dalam masalah ini, akan tempuh secara hukum,” katanya saat ditemui di rumah duka.
Gunadi juga menyayangkan pihak pemerintah desa yang dianggapnya acuh dengan adanya galian C tersebut. Ia menyebut jika kepala desa tak tanggap dan membiarkan galian C tersebut masih beroperasi.
“Galian itu ilegal, itu tidak bertanggung jawab, ini sampai memakan korban,” serunya.
Oleh karena itu, pihaknya akan meminta pertanggungjawaban pada tiga pihak. Yakni kepala desa, pemilik lahan, dan pemilik alat berat. Hal tersebut dikarenakan Gunadi merasa pihak-pihak tersebutlah yang paling bertanggungjawab.
“Kami tentu akan meminta pertanggungjawaban dari mereka,” ujarnya.
Soal pengurukan lubang galian C yang juga tidak dilakukan, padahal sudah ada kesepakatan. Akibatnya, lubang galian itu memakan korban empat bocah tenggelam.
“Setahu saya baru kali ini mereka (korban) bermain (di galian C),” lanjutnya.
Gunadi juga menyebut jika hingga sebelum peristiwa tenggelam, aktivitas galian C masih berlangsung secara diam-diam. Pihaknya pun menyebut jika di beberapa hari tertentu masih ada truk yang mengangkut pasir keluar dari tambang.
“Padahal seharusnya sudah ditutup karena adanya kesepakatan,” ucapnya.
Bahkan hingga kini, akunya, pihak pengembang pun belum menemui keluarga. Dari sore hari pascakejadian, hingga pagi ini jenazah akan dimakamkan. “Belum ada pihak dari pemilik alat berat maupun pemilik lahan yang datang ke sini,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, empat pelajar kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kudus tewas saat berenang di lubang bekas Galian C Desa Klumpit, Rabu (22/1/2020) sore.
Empat pelajar tersebut yakni David Raditya (13), M Faruq Ilham (13), M Jihar Gifri (13), dan Habib Roihan (13). Ketiganya merupakan warga Klumpit.
Sumber murianews.com