KENDAL- Dalam sepekan terakhir, telah terjadi sejumlah kejadian bencana alam akibat hujan deras disertai angin puting beliung disejumlah tempat di wilayah Kabupaten Kendal. Menyikapi hal itu, potensi terjadinya bencana alam akibat intensitas curah hujan yang meningkat Pemerintah Kabupaten Kendal terus bersinergi dengan seluruh komponen.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal, Slamet mengatakan bahwa musim penghujan kali lebih ekstrim dibandingkan tahun sebelumnya. Menurutnya hal itu karena efek dari musim kemarau berkepanjangan yang terjadi di tahun ini.
“Berdasarkan prediksi yang direlease dari BMKG puncak musim penghujan berada pada bulan Januari hingga Februari mendatang,” kata dia, Rabu (11/12).

Pihaknya juga telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi musim penghujan. Di antaranya melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti TNI, Polri, Damkar, PLN dan relawan lainnya untuk melakukan antisipasi menghadapi bencana yang bisa terjadi setiap saat.
“Selain sosialisasi ke masyarakat serta mempersiapkan segala kebutuhan untuk menghadapi bencana. Seperti kejadian musibah angin kencang dan hujan deras menyebabkan 136 rumah dan satu fasilitas umum mengalami kerusakan di Weleri kemarin itu ,” tuturnya.
Bupati dr. Mirna Annisa meminta masyarakat Kendal untuk meningkatkan kewaspadaan dalan menghadapi masa pancaroba yang terjadi seperti saat ini. Pasalnya hujan deras yang disertai angin kencang tidak hanya membuat rumah-rumah mengalami kerusakan, namun juga dapat membuat bencana tanah longsor dan banjir.



“Pemerintah sudah berkirim surat kepada para camat untuk meningkatkan kewaspadaan saat musim penghujan. Kami juga siap hadir jika terjadi musibah bencana alam. ujar Mirna, seusai Apel Siaga Bencana di Alun-alun Kabupaten Kendal, Rabu (11/12).
Menurutnya dari beberapa kejadian bencana hujan deras disertai angin kencang belakangan, sudah menyebabkan 243 rumah warga dan beberapa fasilitas umum mengalami kerusakan. Tentunya diperlukan kewaspadaan agar resiko akibat bencana tersebut dapat diminimalisir.
KENDAL- Dalam sepekan terakhir, telah terjadi sejumlah kejadian bencana alam akibat hujan deras disertai angin puting beliung disejumlah tempat di wilayah Kabupaten Kendal. Menyikapi hal itu, potensi terjadinya bencana alam akibat intensitas curah hujan yang meningkat Pemerintah Kabupaten Kendal terus bersinergi dengan seluruh komponen.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal, Slamet mengatakan bahwa musim penghujan kali lebih ekstrim dibandingkan tahun sebelumnya. Menurutnya hal itu karena efek dari musim kemarau berkepanjangan yang terjadi di tahun ini.
“Berdasarkan prediksi yang direlease dari BMKG puncak musim penghujan berada pada bulan Januari hingga Februari mendatang,” kata dia, Rabu (11/12).



Pihaknya juga telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi musim penghujan. Di antaranya melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti TNI, Polri, Damkar, PLN dan relawan lainnya untuk melakukan antisipasi menghadapi bencana yang bisa terjadi setiap saat.
“Selain sosialisasi ke masyarakat serta mempersiapkan segala kebutuhan untuk menghadapi bencana. Seperti kejadian musibah angin kencang dan hujan deras menyebabkan 136 rumah dan satu fasilitas umum mengalami kerusakan di Weleri kemarin itu ,” tuturnya.
Bupati dr. Mirna Annisa meminta masyarakat Kendal untuk meningkatkan kewaspadaan dalan menghadapi masa pancaroba yang terjadi seperti saat ini. Pasalnya hujan deras yang disertai angin kencang tidak hanya membuat rumah-rumah mengalami kerusakan, namun juga dapat membuat bencana tanah longsor dan banjir.



“Pemerintah sudah berkirim surat kepada para camat untuk meningkatkan kewaspadaan saat musim penghujan. Kami juga siap hadir jika terjadi musibah bencana alam. ujar Mirna, seusai Apel Siaga Bencana di Alun-alun Kabupaten Kendal, Rabu (11/12).
Menurutnya dari beberapa kejadian bencana hujan deras disertai angin kencang belakangan, sudah menyebabkan 243 rumah warga dan beberapa fasilitas umum mengalami kerusakan. Tentunya diperlukan kewaspadaan agar resiko akibat bencana tersebut dapat diminimalisir.
“Warga juga agar lebih peduli dengan wilayahnya masing-masing jika ada hal yang memungkinkan bisa memunculkan bencana dapat ditangani sebelum terjadi bencana,” imbuhnya.
“Warga juga agar lebih peduli dengan wilayahnya masing-masing jika ada hal yang memungkinkan bisa memunculkan bencana dapat ditangani sebelum terjadi bencana,” imbuhnya.
Sumber sigijateng.id